KINIGORONTALO-COM-Wonosari, 15 Juni 2025 – Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, menjadi tempat berlangsungnya kegiatan intensifikasi dan integrasi pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) serta bakti sosial Hari Bakti Dokter Indonesia (IDI) ke-117 pada 15 Juni 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Gorontalo bersama Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo, IDI Wilayah Gorontalo, BAZNAS Provinsi Gorontalo, Pemda Kabupaten Boalemo, serta Forkopimda Kabupaten Boalemo.
Acara tersebut mencakup berbagai layanan kesehatan, seperti pemeriksaan spesialistik oleh IDI, pelayanan KB oleh BKKBN, serta pemeriksaan kesehatan dan khitanan di Puskesmas Bongo II. Selain itu, dilakukan sosialisasi pencegahan stunting kepada keluarga berisiko stunting dan penyerahan bantuan sosial berupa paket nutrisi dan fasilitas sanitasi dari BAZNAS Provinsi Gorontalo.
Puncak kegiatan ini adalah penandatanganan Akad GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang menandakan komitmen bersama untuk menanggulangi stunting di Provinsi Gorontalo. Akad tersebut ditandatangani oleh Bupati Boalemo, Wakil Bupati Boalemo, IDI Wilayah Gorontalo, dan IDI Cabang Gorontalo, yang menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam upaya mengurangi angka stunting.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang Otoluwa, yang mewakili Gubernur, menekankan pentingnya upaya bersama dalam mengurangi angka stunting. “Stunting bukan hanya masalah tinggi badan, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup dan daya saing. Kita harus serius menurunkan angka stunting agar anak-anak di Provinsi Gorontalo bisa tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Anang juga menyampaikan bahwa 4.180 orang telah terlibat dalam program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), sebagai orang tua asuh untuk keluarga berisiko stunting. Selain itu, Ni Nengah Wati sebagai Ketua TIM Kerja KBKR yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Gorontalo menyampaikan bahwa Total Fertility Rate (TFR) Provinsi Gorontalo telah mencapai 2,23, sedikit di atas replacement level yang umumnya diterima, yaitu sekitar 2,1 anak per wanita. “Dengan menjaga TFR pada tingkat yang memadai, daerah dapat memastikan adanya jumlah tenaga kerja yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Bupati Boalemo, Rum Pagau, juga menunjukkan komitmennya dalam membantu penanggulangan stunting. “Kami memberikan jamban sehat dan instalasi air bersih serta paket nutrisi selama tiga bulan untuk keluarga berisiko stunting. Saya berharap banyak individu atau kelompok lain yang bisa ikut berkontribusi,” ungkap Pagau.
Melalui kegiatan ini, diharapkan Provinsi Gorontalo tidak hanya dapat mempercepat penurunan angka stunting, tetapi juga menciptakan perubahan yang nyata dalam kualitas hidup masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah dengan risiko tinggi. Program ini menjadi langkah konkret dalam membangun masa depan yang lebih sehat, cerdas, dan kompetitif bagi generasi mendatang. Dengan dukungan semua pihak, Provinsi Gorontalo bisa menjadi contoh nyata dalam menanggulangi stunting dan mengoptimalkan potensi setiap keluarga di seluruh pelosok daerah.