KINIGORONTALO.COM, GORONTALO – Yayasan Advokasi Inklusi Disabilitas dan Riset Aksi Network (AIDRAN) meluncurkan proyek penelitian dengan tujuan membantu pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di Indonesia berlangsung di Hotel Aston, Selasa (8/8/2023)
MOVE IT 2023 merupakan proyek kerjasama dengan Digital Access Programme British Embassy Jakarta melalui pendanaan Pemerintah Inggris.
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta bersama dengan Yayasan Advokasi Inklusi Disabilitas dan Riset Aksi Network (AIDRAN) meluncurkan proyek penelitian berjudul MOVE IT 2023: Promosi Inklusi Digital dan Peningkatan Akses Terhadap Pendidikan Berkualitas & Aksesibel bagi Pelajar dengan Disabilitas.
Penelitian akan dilakukan di Gorontalo dengan fokus utama pada isu pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusi.
AIDRAN (Advokasi Inklusi Disabilitas dan Riset Aksi Network) menghimpun advokat disabilitas, peneliti dan praktisi Indonesia
Penelitian ini, diselenggarakan melalui pendanaan sebesar Rp 1,2 miliar melalui Digital Access Programme pemerintah Inggris, program yang bertujuan untuk mempromosikan inklusi digital bagi komunitas yang kurang terlayani dan kelompok yang terpinggirkan di negara-negara mitra seperti Indonesia.
Selama 9 bulan kedepan, penelitian akan fokus pada penggunaan perangkat digital secara inklusif, akomodasi yang layak, desain universal dan aksesibilitas dalam proses belajar mengajar. Riset akan dilakukan di 3 wilayah di provinsi Gorontalo: Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Pohuwatu.
Pada kesempatan ini, AIDRAN juga akan menggandeng mitra lokal, Yayasan Dharma Bhakti Ummu Syahidah.
Kegiatan riset ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemangku kepentingan termasuk pelajar dengan disabilitas, orang tua dan pendamping pelajar dengan disabilitas, guru, kepala sekolah, administrator sekolah, pemerintah setempat, masyarakat sipil dan organisasi penyandang disabilitas.
Pada tahap awal, yayasan AIDRAN melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait, baik dari unsur pemerintah lokal antara lain: Dinas Sosial Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Gorontalo yang mengelola lembaga pendidikan Islam,juga dengan organisasi masyarakat sipil terkait, dan perwakilan sekolah inklusi.
Ketua AIDRAN Indonesia, Slamet Thohari mengatakan bahwa Kami menyadari pentingnya memperluas diskusi serta meningkatkan kesadaran masyarakat terutama mengenai hak-hak penyandang disabilitas dalam pendidikan, seperti memperoleh pendidikan yang layak, berkualitas, sesuai kebutuhan, dan inklusif. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan dan rekomendasi kepada pembuat kebijakan, lembaga pendidikan, dan pemangku kepentingan terkait, baik di Gorontalo maupun di tingkat nasional.
“Diharapkan bahwa hasil riset ini akan berfungsi sebagai pedoman inisiatif masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan peluang pendidikan bagi pelajar dengan disabilitas. Kami berharap dapat mengumpulkan pandangan dan pemahaman mengenai masalah dan kebutuhan yang mendesak dalam mempromosikan hak pendidikan berkualitas dan inklusif di Gorontalo.”Jelasnya.
Mengenai Yayasan AIDRAN:
AIDRAN (Advokasi Inklusi Disabilitas dan Riset Aksi Network) menghimpun advokat disabilitas, peneliti dan praktisi Indonesia. Tujuan AIDRAN adalah mempromosikan inklusi disabilitas dan sosial yang lebih luas melalui penelitian interdisipliner tentang inklusi disabilitas guna memberikan dasar ilmiah bagi peletakan kebijakan inklusi disabilitas di Indonesia.
AIDRAN mendorong peran sentral bagi orang dengan disabilitas dalam melakukan penelitian tentang masalah yang mempengaruhi kehidupan mereka, terlibat dalam dialog kebijakan dan mengadvokasi perubahan sosial. Salah satu kegiatan utama AIDRAN adalah mendorong pertukaran berkelanjutan antara peneliti, organisasi, advokat dan aktor pemerintahan dalam isu inklusi disabilitas.
AIDRAN telah menjalin hubungan dengan institusi pemerintah dan non-pemerintah di Gorontalo. Pada tahun 2020-2022, AIDRAN melakukan proyek untuk mempromosikan akses ke inklusi keuangan bagi orang dengan disabilitas, yang didanai oleh Australia-Indonesia Alumni Awards.