KINIGORONTALO.COM- Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan wisata di dunia karena wilayah Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata. hal ini didukung oleh keanekaragaman budaya serta keindahan alamnya demikian halnya dengan Provinsi Gorontalo, yang terletak di antara dua perairan, yaitu Teluk Gorontalo yang lebih dikenal dengan nama Teluk Tomini di sebelah selatan dan laut Sulawesi di bagian utara. Provinsi Gorontalo memiliki garis pantai di bagian selatan sepanjang kurang lebih 320 km dan di bagian utara sepanjang kurang lebih 270 km. hal ini mengakibatkan Gorontalo menyebabkan banyak tempat wisata pantai baik di bagian utara maupun bagian Selatan. Salah satu tempat wisata pantai yang ada di Gorontalo adalah pantai Kurenai yang berada tidak jauh dari jantung Kota Gorontalo. Pantai Kurenai mempunyai potensi berupa keindahan pemandangan saat matahari tenggelam Selain itu potensi lainnya berupa pantai pasir putih, keindahan alam bawah laut dan memiliki banyak Spot Photography bahkan banyak foto Prawedding diambil di pantai ini. Pada rabu 16 Oktober 2024 di pantai Kurenai, peneliti bertemu dengan seorang penjual bakso yang bernama Muhammad Yusuf atau bisa dipanggil Mas Yusuf, beliau sekarang berusia 50 tahun asal beliau sebenarnya orang Jawa dan memilih berpindah ke Gorontalo pada tahun 2000 dan sekarang beliau tinggal di kota Gorontalo tepatnya di Andalas. Kemudian beliau merintis usaha bakso dan berjualan mulai pada tahun 2014. Dan sekarang sudah memiliki dua cabang yaitu cabang yang pertama berada di Kayu Merah tepatnya di Limboto dan cabang yang kedua yaitu di pantai Kurenai, dan sekarang memiliki karyawan yang membantu beliau dirumah sebanyak 10 orang Awal mulanya beliau berjualan pertama kali itu di Bone pantai, namun setelah
mendapatkan informasi tentang penjual bakso dan bahkan tidak ada yang menjual bakso di area tempat wisata Kurenai pada saat itu akhirnya beliau memutuskan untuk pindah berjualan
di tempat itu, karena adanya peluang dan minimnya persaingan antar sesama penjual bakso pada tempat wisata itu dan ini menjadi alasan utama beliau pindah tempat berjualan. Akhirnya, beliau memutuskan menyewa lapak di Kurenai tersebut dengan harga Rp700.000/bulan dengan fasilitas air dan listrik saja. Namun, beliau harus membangun pondok kecil menggunakan biaya sendiri. Kemudian peneliti mencoba membeli bakso buatan Mas Yusuf dan ternyata baksonya sangat enak dan harga bakso tersebut sangat ramah di kantong pelajar, dan peneliti mencoba mencari tahu kenapa Mas Yusuf menjual bakso yang enak ini dengan harga yang murah, beliau menjawab karena di sini rata-rata pengunjungnya adalah anak-anak dan Beliau juga menyediakan bakso tenis harga Rp15.000 untuk porsi orang tua, dan 10.000 untuk anak-anak. Dan ternyata beliau tidak tinggal di pondok tersebut, karena beliau sering pulang pergi dari Andalas menuju Kurenai yang berjarak sekitar 14 km dan ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 30 menit. Beliau berangkat dari rumah itu sekitar pukul 10.00 pagi dan pulang pada malam hari sekitar pukul 12.00 malam dari tempat berjualan. Pendapatan beliau setelah
berjualan dalam satu minggu itu sekitar 500.000 sampai 1 juta itu tergantung jumlah pengunjung yang membeli bakso Tersebut. Setelah mewawancarai Mas Yusuf, peneliti melanjutkan mewawancarai seorang nelayan berusia sekitar 40 tahun yang bermana Pak Wilyan yang kebetulan beliau asli warga lokal. Namun, karena beliau terburu-buru untuk pergi nelayan bersama dengan teman-temannya, jadi
peneliti tidak sempat mewawancarai beliau secara mendetail. Peneliti hanya mendapatkan informasi sekilas bahwa beliau bersama rekan-rekannya itu biasanya turun pada pukul 02.00 siang dan kembali pada waktu subuh. AYA