Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Inengo

KINIGORONTALO.COM– PPI Inengo meruapakan pusat pemasaran dan perindustrian hasil tangakapan ikan di daerah Kabupaten Bone Bolango. Lebih tepatnya PPI Inengo bertempat di Jl. Trans Sulawesi, Huangobotu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

PPI Inengo mempunyai potensi yang cuckup besar dalam mendistribusikan hasil tangkapan ikan. Terlihat dari aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan para nelayan, dimulai dari penangkapan ikan, penanganan hasil tangkapan ikan, penyimpanan hasil tangkapan ikan, dan juga pengangkutan hasil tangkapan ikan.

Pelabuhan perikanan dimanfaatkan untuk menjadi sarana distribusi ikan di wilayah sekitar daerah Gorontalo, dan juga kegiatan ekspor ikan ke luar daerah Gorontalo. Perikanan merupakan progam unggulan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para nelayan di Kabupaten Bone Bolango.

Para nelayan di pelabuhan pelelangan ikan di desa Inengo bukan hanya warga yang tinggal di Bone Bolango saja, tetapi ada juga nelayan yang berasal dari Suwawa, Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), dan ada juga yang berasal dari Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut).

Usaha penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap dan armada penangkapan. “ Biasanya, alat tangkap yang sering kami pakai itu salah satunya adalah pukat cincin.” Ungkap Agus saat ditemui dilokasi, Kamis (17/10).

 

Para nelayan di Pangkalan Pelelangan Ikan (PPI) Inengo biasanya menggunakan purse seine ( Pukat cincin) sebagai alat penangkapan ikan. Pukat cincin merupakan jaring besar yang berbentuk empat persegi panjang. Pukat cincin biasanya dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis bergelombang, contohnya seperti ikan layang, ikan cakalang, dan lain sebagainya.

Perahu yang biasa digunakan para nelayan PPI Inengo yaitu kapal pamo. Bahan bakar yang digunakan berupa solar, dan biasanya para nelayan Pangkalan Pelelangan Ikan (PPI) Inengo membutuhkan 100-200 Liter solar.  Mereka juga membawa es batu ketika melaut dan diperlukan sekitar 10-20 balok.

Kata para nelayan Pangkalan Pelelangan Ikan (PPI) Inengo hasil tangkapan ikan mudah busuk, sehingga aktivitas distribusi harus cepat dan juga terorganisir. Aktivitas para nelayan di Pangkalan Pelelangan Ikan (PPI) Inengo mempunyai kesamaan dalam menentukan melaut dimana dan juga berapa lama waktu untuk melaut per trip. 

“ Jangka waktu kami ketika melaut per trip adalah 1 hari. Biasanya kami mulai melaut dari setelah shalat ashar, atau sekitar pukul 16.00-17.00 WITA dan akan kembali dari melaut itu sekitar pukul 07.00-08.00 WITA.” Kata Agus yang merupakan nelayan Inengo.

Tetapi, dalam beberapa hari terakhir para nelayan di Pangkalan Pelelangan Ikan (PPI) Inengo mengalami beberapa kesulitan untuk melaut karena cuaca ataupun perubahan iklim saat ini. Perubahan iklim yang terjadi saat ini dapat menyebabkan para nelayan tidak dapat memperkirakan waktu dan lokasi penangkapan ikan. Para nelayan juga mengahadapi risiko melaut akibat cuaca.

” Karena belakangan ini cuaca kurang mendukug untuk melaut, biasanya kami tetap melakukan penangkapan ikan. Tetapi, kami pindah lokasi yang sekiranya masih aman, dan kami juga biasanya mengurangi jumlah trip ketika menghadapi cuaca buruk.” Tuturnya.

Walaupun sudah lama menjadi nelayan dan juga sering melaut, ketika terjadi perubahan iklim ataupun cuaca para nelayan akan tetap merasa resah karena hal ini dapat berdampak pada kehidupan para nelayan Pangkalan Pelelangan Ikan (PPI) Inengo dan terkhususnya pada mata pencaharian mereka.

Akan tetapi, perubahan cuaca seperti ini juga tidak membuat para nelayan putus asa dan berhenti untuk melakukan penangkapan ikan yang dapat melangsungkan kehidupan mereka dan keluarga. AB