Tim Dosen UNG Menciptakan Film Semi-Dokumenter untuk Cegah Pernikahan Dini

Berita0 Dilihat

Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau Program Pembangunan Berkelanjutan. Salah satunya adalah memberikan support untuk dosen-dosen dari UNG dalam mengembangkan ide kreatif mereka di dalam kegiatan Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Salah satu kegiatan pengabian tersebut berupa pembuatan film berbentuk semi-dokumenter yang berisi nilai-nilai edukasi tentang pencegahan pernikahan dini. Ketua dari tim PKM tersebut, Gita Juniarti, mengatakan bahwa film edukasi merupakan salah satu wahana yang cukup efektif untuk para generasi Z. “Generasi tersebut lebih nyaman ketika melihat pesan-pesan edukasi disampaikan dalam bentuk audiovisual, apalagi dalam bentuk film sehingga tidak terasa membosankan,” ucap dosen Ilmu Komunikasi di UNG tersebut, Rabu (17/9).

Ia pun menjelaskan bahwa film semi-dokumenter yang dibuat oleh timnya merupakan film tentang pencegahan pernikahan dini. Film tersebut berisi wawancara langsung dengan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Gorontalo, Kepala Sekolah Puan di Gorontalo, Kepala Desa Ayula Selatan, dan perwakilan dari sekolah perempuan Asy-Syakuur. “Mereka adalah narasumber yang sangat kompeten untuk menyampaikan tentang fenomena pernikahan dini di Gorontalo,” tuturnya.

Adapun anggota dari tim PKM tersebut terdiri dari dua dosen lintas jurusan, yakni Dosen Program Studi Pendidikan Teknologi dan Informasi (PTI) Fakultas Teknik, Hermila. A, dan Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, La Ode Gusman Nasiru. Menurut ketua PKM, dosen-dosen lintas disiplin tersebut justru semakin menguatkan dalam membuat film semi-dokumenter tersebut. “Ada dosen informatika yang ahli di bidang teknologi, dan dosen Sastra Indonesia yang paham tentang pembuatan skenario film dan akting di film. Ini merupakan kolaborasi yang baik sekali,” kata dosen kelahiran 1994 ini.

Tentunya, ide PKM ini didukung oleh Kepala Desa Ayula Selatan, Henny Aswin Monoarfa. Pada kegiatan monitoring dan evaluasi, kepala desa tersebut menyampaikan bahwa film tersebut merupakan cerminan dari Desa Ayula Selatan yang dikenal sebagai Desa Ramah Perempuan dan Perlindungan Anak (DRPPA). Baginya, video edukasi yang dilahirkan oleh dosen-dosen dan para mahasiswa UNG, berkolaborasi dengan Desa Ayula Selatan dan kelompok perempuan Asy-Syakuur akan membawa dampak positif untuk desa tersebut ke depannya.

“Selain menguatkan citra positif DRPPA, video edukasi tersebut merupakan sarana yang tepat bagi anak-anak muda di desa ini untuk belajar dalam membuat video edukasi yang menarik. Apalagi anak-anak muda sangat akrab dengan pembuatan konten dan media sosial,” ujar kepala desa tersebut, Rabu (17/9).

Begitu pula dengan pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) yang mendatangi Balai Desa Ayula Selatan untuk melakukan monev dari kegiatan pembuatan film semi-dokumenter tersebut. Salah satu dari tim monev yang mendatangi lokasi, Yuszda K. Salimi, mengapresiasi kinerja dari dosen-dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam tim tersebut. Ia mengharapkan, tim tersebut tidak hanya menerbitkan film semi-dokumenter, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan jurnal saja, tetapi juga didukung dengan pembuatan buku saku sebagai panduan para generasi muda di Ayula Selatan.

“Tentunya, buku saku tersebut sebagai petunjuk dan pedoman bagi mereka dalam membuat video edukasi yang berbentuk semi dokumenter,” jelas dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FMIPA) ini.