KINIGORONTALO.COM – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Provinsi Gorontalo, Masran Rauf akan populerkan karawo melalui seragam yang dikenakan oleh anggota Satpol PP. Ia berencana untuk mengembangkan pakaian karawo dengan motif yang sesuai dengan identitas Satpol PP. Hal tersebut disampaikannya setelah mengikuti pelaksanaan Fashion Show Karawo di halaman rumah Jabatan Gubernur Gorontalo, Selasa Malam (23/1/2024).
“Kami ingin menunjukkan bahwa karawo bukan hanya kain yang indah dan mewah, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Karawo adalah warisan leluhur yang harus kita lestarikan dan kembangkan,” ujar Masran Rauf.
Masran Rauf mengaku terinspirasi oleh fashion show karawo yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo di halaman rumah jabatan Gubernur Gorontalo dalam rangka perayaan Malam Puncak Hari Karawo Tahun 2024 yang mengusung tema “Residen Gubernur Berkarawo”.
“Karawo sangat fleksibel dan bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis pakaian. Saya berpikir, kenapa tidak kita coba untuk membuat seragam Satpol PP dengan karawo. Tentu dengan motif yang sesuai dengan tugas dan fungsi kami sebagai penegak perda dan penjaga ketertiban,” kata Masran Rauf.
Ia menambahkan, selain untuk meningkatkan citra dan kebanggaan Satpol PP, pakaian karawo dengan motif seragam juga bisa menjadi sarana promosi dan edukasi bagi masyarakat tentang karawo. Ia berharap, dengan demikian, karawo bisa semakin dikenal dan dicintai oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun luar daerah.
Karawo adalah kain tradisional khas Gorontalo yang memiliki proses pembuatan yang rumit dan membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi. Karawo berasal dari bahasa Gorontalo yang artinya sulaman dengan tangan. Orang-orang di luar Gorontalo mengenalnya dengan sebutan kerawang. Karawo lahir dari proses panjang yang merupakan buah dari ketekunan para perajin.
Karawo sudah ada dan diwariskan secara turun-temurun oleh perempuan Gorontalo sejak abad ke-17. Karawo merupakan salah satu bentuk perlawanan kaum perempuan Gorontalo terhadap penjajahan Belanda yang berusaha menghapus tradisi dan identitas lokal. Karawo juga menjadi simbol kecantikan, keanggunan, dan kearifan lokal perempuan Gorontalo.
Saat ini, karawo telah mengalami perkembangan dan inovasi yang mengikuti perkembangan zaman dan selera pasar. Karawo tidak hanya diaplikasikan pada pakaian tetapi juga bisa dijadikan hiasan dinding, taplak meja, sarung bantal, kipas, dan lain-lain. Karawo juga telah mendapat pengakuan dan apresiasi dari berbagai kalangan, baik di dalam maupun luar negeri.