Pernikahan adalah ikatan antara pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan. Setiap orang, baik muda maupun tua, menghadapi suatu masalah dalam pernikahan. Bagi remaja, pernikahan bisa menjadi harapan dan kecemasan tentang masa depan rumah tangga. Semua yang ingin menikah harus memahami arti, tujuan, dan persyaratan pernikahan. Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun.
Berdasarkan data UNICEF yang dikutip oleh kumparan, Indonesia menempati urutan ke-8 di dunia dan urutan ke-2 di ASEAN untuk jumlah kasus pernikahan dini, dengan hampir 1,5 juta kasus. Selain itu, menurut data Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) RI, pengadilan agama menerima 55.000 permohonan dispensasi pernikahan usia dini sepanjang tahun 2022, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya (Berita Anak Surabaya, 2023).
Pernikahan dini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelakunya, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Jika tidak diantisipasi dengan baik, pernikahan dini mungkin tidak akan membawa kebahagiaan seperti yang diharapkan, tetapi justru bisa menyebabkan kesulitan dan penderitaan bagi mereka yang terlibat (Mubasyaroh, 2016).
Pernikahan dini merupakan salah satu isu yang selalu menarik perhatian publik. Topik ini sering dibahas dari berbagai sudut pandang, termasuk dari sisi budaya, sosial, hingga hukum. Namun, bagaimana jika kita melihat konsep pernikahan dini melalui lirik lagu? Agnes Monica, seorang penyanyi terkenal Indonesia, pernah membawakan lagu berjudul “Pernikahan Dini” yang berhasil mempopulerkan kembali diskusi mengenai pernikahan di usia muda.
Lagu “Pernikahan Dini” yang dirilis oleh Agnes Monica pada tahun 2001 bercerita tentang kisah cinta remaja yang berujung pada pernikahan di usia muda. Lagu ini sangat populer di kalangan remaja saat itu dan memicu banyak diskusi tentang pernikahan dini. Melalui liriknya, Agnes Monica mengungkapkan kebingungan dan tekanan yang dirasakan pasangan muda dalam menghadapi pernikahan. Mungkinkah lagu ini relate dengan masa sekarang? hingga kini, lagu ini masih relate dan sangat relevan karena liriknya mencerminkan situasi yang masih banyak dialami oleh remaja saat ini.
Dalam lirik lagu “Pernikahan Dini”, Agnes Monica menggambarkan perasaan remaja yang dihadapkan pada keputusan besar untuk menikah. Lirik “pernikahan dini bukan cintanya yang terlarang, hanya waktu saja belum tepat merasakan semua” menunjukkan bahwa cinta di usia muda tidak salah atau terlarang secara moral atau sosial. Lirik ini mencerminkan konflik antara cinta alami dan kenyataan hidup yang menuntut kematangan dan kesiapan. Masalahnya terletak pada ketepatan waktu, menunjukkan bahwa usia yang terlalu muda belum memungkinkan untuk merasakan dan menjalani cinta dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Menurut BKKBN, usia ideal menikah adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. (Natalia, 2016).
Konsep pernikahan dini dalam lagu “Pernikahan Dini” menunjukkan bahwa pernikahan pada usia muda sering disebabkan oleh ketidaksiapan emosional dan kurangnya pemahaman tentang tanggung jawab pernikahan. Lirik lagu ini juga menggambarkan bagaimana pernikahan dini dapat membuat seseorang kehilangan masa remajanya, yang seharusnya diisi dengan eksplorasi diri dan belajar, digantikan oleh tanggung jawab dewasa yang datang terlalu cepat.
Namun, dari sudut pandang psikologi perkembangan, masa remaja adalah periode penting untuk pembentukan identitas dan pematangan emosional. Erik Erikson, seorang psikolog, mengemukakan bahwa masa remaja adalah waktu untuk mencari jati diri dan memahami peran mereka di dunia. Jika remaja terlibat dalam pernikahan atau hubungan serius terlalu dini, mereka mungkin tidak punya cukup waktu untuk mengeksplorasi identitas mereka dan mengembangkan kedewasaan emosional yang diperlukan untuk hubungan yang sehat dan stabil.
Lirik lagu “Pernikahan Dini” cenderung meromantisasi keputusan untuk menikah di usia muda, meskipun kenyataannya pernikahan dini seringkali lebih rumit dan penuh tantangan. Lagu ini memang menyentuh aspek emosional dan perjuangan pasangan muda, tetapi tidak sepenuhnya menggambarkan risiko dan konsekuensi jangka panjang yang mungkin mereka hadapi. Musik memiliki peran kuat dalam membentuk persepsi publik, dan “Pernikahan Dini” oleh Agnes Monica berhasil membawa isu ini ke percakapan populer dengan nada optimis dan penuh harapan, menunjukkan bagaimana seni dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap isu penting yaitu salah satunya pernikahan.
Penulis : Moh Alwi Hasan, Nurfitria Ahmad, Imelda Suli, Salwa Mangendre jurusan Bimbingan Konseling Universitas Negeri Gorontalo