Leaders Institute Gelar Ngobrol Bersama Perempuan dan Kampanye 16 HAKTP

Berita1271 Dilihat

 KINIGORONTALO.COM – Lembaga Riset Hukum dan Gender (Leaders Institute) bersama FAMM Indonesia dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungn Anak (DPPPA) Provinsi Gorontalo melaksanakan kampanye 16 HAKTP dan perayaan “One Day One Voice”, yang berfokus pada Tema “Solidarity Across Boarders” atau “Solidaritas melintasi Batas”.

 

Kampanye 16 HAKTP dan perayaan “One Day One Voice”. Tema “Solidarity Across Boarders” atau “Solidaritas melintasi Batas”. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk “No BaPer” (NgObrol Bersama Perempuan): Refleksi Implementasi UU TPKS: Kenali Hukumnya, Lindungi Korban”. Bertempat di Pelataran Gedung Pascasarjana Universitas Ichsan Gorontalo. Malam Minggu (9/12/2023).

Lembaga Riset Hukum dan Gender (Leaders Institute) bersinergi dengan FAMM Indonesia dan lembaga lokal lainnya untuk melakukan aksi kolektif dalam rangka kampanye 16 HAKTP dan perayaan “One Day One Voice”, yang berfokus pada Tema “Solidarity Across Boarders” atau “Solidaritas melintasi Batas”. Kegiatan ini akan dikemas dalam bentuk “No BaPer” (NgObrol Bersama Perempuan): Refleksi Implementasi UU TPKS: Kenali Hukumnya, Lindungi Korban”.   .

 

Ketua Leaders Institut Dr. Hijrah Lahaling, SHi.,MH menyampaikan bahwa kegiatan “No BaPer” (NgObrol Bersama Perempuan), dalam memperingati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP). Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional, dengan menekankan bahwa KTP merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM.

 

Menurutnya TPKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual), diharapkan UU ini bisa menjadi payung hukum dan memberikan perlindungan bagi para korban kekerasan seksual.

 

“UU TPKS ini belum banyak diketahui oleh masyarakat bahkan beberapa lembaga, instansi, stakeholder termasuk Perguruan Tinggi khususnya di Provinsi Gorontalo”.

 

Selain itu, pentingnya upaya preventif yaitu sosialisasi yang lebih gencar di semua ranah, baik di kampus bahwa banyak oknum dosen bahkan mahasiswa bisa menjadi pelaku  kekerasan seksual.