BPS Provinsi Gorontalo Uraikan Inflasi dan Indikator Pokok di Gorontalo

Populer618 Dilihat

KINIGORONTALO.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo merilis data statistik mengenai Inflasi dan beberapa indikator pokok yang terjadi pada bulan November 2023.

Beberapa indikator pokok yang dibahas saat itu yakni terkait dengan Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi, Perkembangan Nilai Tukar Petani, Perkembangan Pariwisata, Perkembangan Transportasi, Perkembangan Ekspor Impor serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

BPS mencatat Inflasi yang terjadi di Kota Gorontalo pada bulan November mengalami perubahan yang cukup tinggi yakni sebesar 0,98 persen pada inflasi month to month (mtm), 3,22 persen pada inflasi year on year (yoy), dan 2,52 persen pada inflasi year to date (ytd).

Dalam hal ini, juga diuraikan ada sepuluh kelompok pengeluaran yang memiliki inflasi kenaikan hingga satu kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan. Inflasi pada year on year (yoy) di bulan November 2023 tercatat sebesar 3,22 persen. Pada inflasi ini, diuraikan inflasi yang paling tinggi dimulai dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,67 persen. Kemudian dilanjutkan dengan kelompok pakaian dan alas kaki dengan besaran persen 1,53; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,88 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 6,86 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,83 persen; kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 3,54 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,80 persen, hingga mengerucut pada kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok transportasi sebesar -0,08 persen.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, menjelaskan bahwa inflasi yang terjadi pada bulan November terbilang cukup tinggi dengan besaran persen 0,98. Dalam hal ini, kata Mukhanif, komoditas tomat dan cabai rawit paling tinggi berkontribusi pada inflasi di bulan November 2023.

“Kalau kita lihat gambaran pada bulan November, maka tomat menjadi komoditas yang paling tinggi mengalami inflasi atau memberikan kontribusi paling tinggi mencapai 0,30 persen. Biasanya tomat dengan cabai rawit tidak selalu sejalan, tapi kali ini cabai rawit juga menjadi kontributor utama inflasi,” tuturnya, saat diwawancarai oleh awak media di ruang rapat Dulohupa BPS, Jum’at (01/12/23).

Sebagai kontributor utama yang menjadi kebutuhan mendasar di beberapa wilayah, tomat dan cabai rawit juga mempunyai ketergantungan pada supplydemen di daerah tetangga yang nantinya akan berpengaruh pada kenaikan harga bahan pokok.